Tak Terlalu Populer di Kalangan Petani, 3 Jenis Labu Ini Banyak Diburu Saat Pandemi

"Stok bahannya terbatas dan belum banyak petani yang menanam labu ini, sehingga saya belum bisa memenuhi permintaan dari swalayan."

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Rahmat jiwandono
Kamis, 12 Agustus 2021 | 09:10 WIB
Tak Terlalu Populer di Kalangan Petani, 3 Jenis Labu Ini Banyak Diburu Saat Pandemi
Suryanto memegang labu hasil panen di Jalan Samas, Pedukuhan Palihan, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul pada Rabu (11/8/2021). - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Kebutuhan masyarakat akan imun di tengah pandemi Covid-19 sangat penting. Salah satunya dengan rutin mengonsumsi sayur-sayuran guna meningkatkan imun.

Suryanto (40) seorang petani di Jalan Samas, Padukuhan Palihan, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul sukses berbisnis sayuran labu. Ada tiga jenis labu yang ditanam: labu kuning (cucurbita moschata), labu kabocha (cucurbita maxima L), dan labu madu (butternut pumkin).

"Harga labu kuning per kilonya Rp10 ribu. Untuk labu kabocha dan labu madu Rp20 ribu per kilonya," jelas Suryanto pada Rabu (11/8/2021).

Menurut Suryanto, labu-labu itu banyak dicari orang saat pandemi seperti ini. Sebab, gizi yang terdapat dalam labu bisa meningkatkan daya tahan tubuh.

Baca Juga:Satgas Klaim Pasien Covid-19 Sembuh di Bantul 1.611 Orang

"Terutama labu madu yang paling banyak dicari karena gizinya bisa meningkatkan daya tahan tubuh," katanya.

Sampai saat ini labu-labu itu baru dijual ke sejumlah pasar tradisional yang ada di Bantul. Dia belum bisa memenuhi permintaan dari swalayan yang ingin membeli labu-labunya.

"Stok bahannya terbatas dan belum banyak petani yang menanam labu ini, sehingga saya belum bisa memenuhi permintaan dari swalayan," paparnya.

Ia pun sudah berupaya untuk mendatangkan labu dari petani lain, tapi jumlah pemasoknya berkurang.

"Saya mau coba datangkan labu dari petani lain tapi jumlah pemasoknya belum mencukupi," kata dia.

Baca Juga:Empat Anak di Bantul Jadi Yatim Piatu Akibat Covid-19, Bupati: Kami Akan Beri 3 Jaminan

Di lahan seluas kurang lebih seribu meter persegi, Suryanto menanam bibit ketiga jenis labu tersebut. Awalnya dia menanam itu untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

"Tadinya saya menanam labu ini untuk mencukupi kebutuhan sayur keluarga saya. Lalu saya jual ternyata banyak yang membeli," ucapnya.

Untuk menanamnya tidak terbilang rumit, menurutnya, bibit labu hanya perlu ditanam di tanah atau polybag. Kemudian kalau mau diberi pupuk kandang juga bisa.

"Tidak usah disemprot pestisida pasti akan panen. Jangka waktu panennya 70 hari," imbuhnya.

Omzet penjualan labu hasil panen per kwintalnya bisa mencapai Rp2 juta lebih. Sedangkan dari sisi biaya operasional hanya Rp500 ribu.

"Sebenarnya sangat untung kalau menanam labu ini, tapi ternyata belum begitu populer di kalangan petani," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini