Penjualan Ternak Sepi Gegara Wabah PMK, Pemkab Gunungkidul Pertimbangkan Penutupan Pasar Hewan

dalam sepekan terakhir terdapat penurunan jumlah hewan ternak yang diperjualbelikan di Pasar Siyonoharjo. Hal itu sebagai dampak dari adanya wabah PMK yang kembali merebak.

Galih Priatmojo
Selasa, 07 Januari 2025 | 15:34 WIB
Penjualan Ternak Sepi Gegara Wabah PMK, Pemkab Gunungkidul Pertimbangkan Penutupan Pasar Hewan
Suasana pasar hewan di Gunungkidul usai kembali mewabahnya kasus PMK yang menyerang ternak.

Adapun sebaran kasus PMK di beberapa kecamatan di Kabupaten Gunungkidul diantaranya Karangmojo 478 kasus ada 6 ekor mati, Ponjong: 260 kasus ada 9 ekor mati, Nglipar 33 kasus. Kemudian Kapanewon Playen 25 kasus dengan 8 ekor mati. 

Setelah itu di Ngawen ada 15 kasus ada 1 ekor mati, Semanu ada 12 kasus dengan 1 ekor mati, Girisubo  11 kasus dengan 6 ekor mati, Gedangsari 8 kasus ada 2 ekor mati,Rongkop 8 kasus dan 1 ekor mati,  Paliyan 28 kasus di mana ada 16 ekor mati, Patuk 4 kasus di mana ada 1 ekor mati, Purwosari ada  4 kasus dengan 3 ekor mati)  Wonosari ada 4 kasus denga  9 ekor mati dan Tepus 3 kasus. 

"Data tersebut merupakan hasil pencatatan yang telah dilaksanakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul periode bulan Desember 2024 hingga 5 Januari 2025," tambahnya. 

Dia menyebut jumlah ini akan terus diperbarui berdasarkan asesmen yang telah dilakukan di lapangan. Dan sebagai upaya konkret untuk mengatasi PMK, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul telah melaksanakan langkah-langkah penanganan.

Baca Juga:Napas Lega Buruh Gunungkidul soal UU Ketenagakerjaan Pisah dari UU Cipta Kerja, KSPSI: Optimis Sejahterakan Pekerja

Langkah tersebut di antaranya pengobatan pada ternak yang sudah terindikasi PMK. Kemudia desinfeksi kandang dan lingkungan sekitar untuk meminimalisir penyebaran virus. Lalu melakukan penguburan bangkai hewan yang mati akibat PMK sesuai prosedur serta pemeriksaan sampel untuk analisis lebih lanjut. 

"Kami juga lakukan penyuntikan vitamin pada ternak di sekitar lokasi kasus untuk meningkatkan daya tahan tubuh," tuturnya. 

Pihaknya juga gencar melakukan edukasi masyarakat mengenai langkah penanganan dan pencegahan PMK,Pembatasan lalu lintas ternak di lokasi terdampak. Dan rencananya akan melakukan vaksinasi massal segera setelah vaksin tersedia.

Wibawanti menambahkan, untuk mendukung keberhasilan penanganan PMK, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul juga menerapkan prinsip Bio Safety dan Bio Security secara ketat. Langkah ini mencakup penerapan prosedur kebersihan yang ketat di peternakan, pembatasan akses ke area ternak yang terdampak, dan pengawasan ketat terhadap lalu lintas hewan ternak guna mencegah penyebaran virus.

“Pendekatan Bio Safety bertujuan melindungi ternak dari risiko infeksi, sedangkan Bio Security memastikan pengendalian ketat terhadap faktor-faktor yang dapat membawa penyakit ke dalam maupun keluar wilayah terdampak,” jelas Wibawanti.

Baca Juga:Niat Kuras Pertalite ke Jerigen, Mobil Pria di Gunungkidul Malah Ludes Terbakar

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan peternak, aparat desa, dan pihak terkait lainnya dalam mengatasi wabah PMK. Seluruh pihak diharapkan berperan aktif menjaga kesehatan hewan ternak dan mengikuti arahan serta edukasi yang telah diberikan. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak