Efek PTKM di Bantul Belum Dirasakan, Begini Penjelasan Dinkes Bantul

efek PTKM tahap pertama di Bantul belum terasa.

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 26 Januari 2021 | 19:10 WIB
Efek PTKM di Bantul Belum Dirasakan, Begini Penjelasan Dinkes Bantul
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso ditemui wartawan di kantor Dinkes Bantul, Selasa (26/1/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul menyebutkan efek dari Pengetatan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) selama dua pekan mulai 11-25 Januari 2021 belum terlihat. Hasil tersebut baru bisa disimpulkan ketika masuk di bulan Februari awal.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso menjelaskan kasus peningkatan pasien Covid-19 masih tercatat fluktuatif di Kabupaten Bantul. Hal itu terjadi karena efek sebelum diberlakukannya PTKM, sehingga peningkatan kasus terjadi pada tanggal 22-26 Januari.

"Pada tanggal 1 sampai tanggal 10 Januari terjadi kevakuman pembatasan. Lalu baru diberlakukannya pembatasan (PTKM) tanggal 11-25 Januari. Nah karena ada kevakuman, secara epidemiologi itu, efeknya terlihat setelah 14 hari. Sehingga peningkatan kasus yang terjadi di Bantul saat ini adalah efek dari sebelum diberlakukannya PTKM," jelas pria yang akrab disapa dokter Oki ini kepada wartawan, Selasa (26/1/2021).

Oki yang juga sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bantul menjelaskan, jika efek PTKM tahap pertama ini akan terlihat sekitar bulan Februari. Kendati demikian, kasus pasien terkonfirmasi Covid-19 selama PTKM diberlakukan signifikan bertambah.

Baca Juga:Usai Vaksin Tenaga Kesehatan, Dinkes Bantul Sasar Pelayan Publik dan Lansia

"Kita akan melihat efek PTKM ini minggu depan atau awal Februari. Kita harapkan teorinya setelah tanggal 26 Januari ada penurunan kasus. Kasus di Bantul sampai saat ini masih cukup tinggi kemarin (Senin) masih ada penambahan 100 ya, meskipun ada penurunan dibanding hari Sabtu yang sekitar 112 kasus," terang dia.

Melihat angka kematian pasien Covid-19 di Bantul selama tiga hari terakhir, terjadi peningkatan kasus. Namun dengan jumlah yang fluktuatif.

Tercatat, pada Sabtu (23/1/2021) terjadi  2 kasus pasien meninggal karena Covid-19. Total kasus pasien meninggal sebanyak 143.

Selanjutnya Minggu (24/1/2021) terjadi penambahan 6 kasus. Jumlah itu disebut menjadi peningkatan yang tinggi. Enam pasien meninggal tersebar di wilayah  Pundong, Bantul, Imogiri, Piyungan, Sewon, Kasihan. Sehingga angka kematian pasien Covid-19 menjadi 149.

Pada Senin (25/1/2021) dari data Dinkes Bantul terjadi dua kasus kematian pasien Covid-19. Sehingga total angka kematian pasien Covid-19 tercatat 151 kasus. 

Baca Juga:Kepala Dispar Bantul Kwintarto Heru Prabowo Positif Covid-19

Meski belum memberikan efek, Oki mengungkapkan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat ini cukup berpengaruh. Berkaca pada saat pembatasan libur Natal dan Tahun baru 2020.

"Nah saat pembatasan aktivitas warga libur Nataru sudah dirasakan tanggal 16-20 Desember. Itu ada penurunan kasus dari 1.100 kasus menjadi sekitar 800 kasus (terkonfirmasi Covid-19). Setelah itu ada kenaikan lagi pada 1-10 Januari sebelum ada PTKM ini," ujar dia.

Kebijakan Pemkab Bantul yang  memperpanjang PTKM mulai 26 Januari - 8 Februari sesuai Instruksi Bupati no 3/INSTR/2021, lanjut Oki diharapkan bisa menurunkan kasus positif Covid-19 yang lebih besar.

"Diperpanjang itu, diharapkan efeknya akan lebih besar untuk penurunan kasus dengan adanya Instruksi Bupati tersebut," jelas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini