Trase Tol Lintasi Mlangi, Warga Harap Tak Berdiri di Kawasan Cagar Budaya

pembangunan tol diharapkan berjalan beriringan dengan nilai-nilai luhur wilayah Mlangi.

Galih Priatmojo
Rabu, 17 Maret 2021 | 07:28 WIB
Trase Tol Lintasi Mlangi, Warga Harap Tak Berdiri di Kawasan Cagar Budaya
Dusun Mlangi, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. [Suara.com/Abdus Soemadh]

"Opsi pertama, jalan masuk dari T junction ke timur tidak lewat Mlangi. Namun lewat sebelah utara Mlangi (masih kawasan Mlangi namun sisi utara), kemudian masuk lewat ring road. Opsi kedua, melewati barat sungai Bedog," kata Mustafid, yang merupakan Sekretaris Yayasan Nur Iman Mlangi (Konsorsium Pesantren-pesantren Mlangi, Takmir Masjid Pathok Negoro Mlango, dan Tokoh Masyarakat, serta Pemuda Mlangi) itu.

Mustafid menambahkan penggeseran ke arah timur lagi (masuk ringroad melalui utara atau lewat di tengah gudang Avenue) yang tidak memotong jalur utama, merupakan opsi yang dimungkinkan secara teknis.

Hal itu juga sebagaimana pendapat para ahli transportasi publik, yang sempat diundang dan memberikan opini ilmiah secara independen dari Masyarakat Transportasi Indonesia, peneliti, maupun praktisi transportasi.

Ia menegaskan, pengajuan digesernya trase tol di wilayah Mlangi selain karena Mlangi sebagai salah satu situs penting Kasultanan Ngayogyokarta Hadiningrat juga merujuk pada Perda DIY Nomor 2 Tahun 2017.

Baca Juga:Vaksinasi Lansia di Sleman Dimulai, 26.790 Orang Jadi Sasaran

Dalam perda tersebut Pasal 16 dinyatakan bahwa pemanfaatan ruang yang diperbolehkan pada satuan ruang strategis Masjid Pathok Negoro antara lain adalah kegiatan ekonomi skala masyarakat, wisata budaya dan sejarah, serta pendidikan dan pengembangan budaya. Dilanjutkan pasal 17, bahwa kegiatan membangun bangunan baru dengan arsitektur yang tidak
selaras dengan arsitektur kawasan pada satuan ruang strategis Masjid Pathok Negoro tidak diperbolehkan.

"Kami masih menunggu jawaban terkait opsi yang kami berikan. Karena sampai saat ini belum ada perkembangan," kata dia.

Sebelum ini, sejumlah pihak terkait mulai dari Staff Kepresidenan, perwakilan warga Mlangi, pondok pesantren Mlangi, Satker Tol, Pemkab Sleman dan legislatif bertemu dalam rapat koordinasi di sebuah hotel, wilayah Sleman.

Dalam pertemuan kala itu, Ketua Satker Tol Jogja-Solo Wijayanto mengungkapkan, desain tol yang sebelumnya at grade (menapak) rencana bakal diubah menjadi elevated (melayang) di kawasang Mlangi.

Dengan desain baru itu, maka pondok pesantren tak lagi terdampak tol.

Baca Juga:Iseng Bertani Ganja di Halaman Kos, Pemuda Sleman Diamankan BNNP DIY

Anggota Komisi D DPRD DIY Syukron Arif Muttaqin yang juga hadir saat itu mengatakan, warga setempat meminta agar trase tidak melewati kampung Mlangi. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak