Namun terlepas dari itu, dia memastikan semua kusir andong telah sejak lama menerapkan kebersihan untuk masing-masing kudanya. Termasuk untuk menyediakan pewangi dan air untuk menyemprot kotoran yang akan dibuang.
"Pertanggungjawabannya semua andong wajib membawa pewangi dan air untuk menyemprot itu. Kalau kencing di Malioboro pun dari pemerintah kota sudah menyiapkan kran air itu, untuk nyemprot. Sudah ada di setiap cekungan milik andong itu, pasti sudah ada krannya itu. Itu fungsinya untuk itu," ujarnya.
"Kita sudah mengadakan kerja bakti, sebelum dari UPT itu mengeluarkan kerja bakti selasa wage, kita tiap minggu kerja bakti disemprot minyak wangi begitu," imbuhnya.
Ke depan Purwanto bakal terus menjaga kebersihan kawasan Malioboro dari kotoran maupun bau pesing tersebut.
Baca Juga:Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
Mengingat andong sudah menjadi salah satu ikon dan daya tarik wisatawan di Yogyakarta.
Ide Pampers Kuda
Sebelumnya Hasto mengatakan sudah menginstruksikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta dan dinas terkait untuk menindaklanjuti laporan bau pesing di Malioboro.
Termasuk untuk mengkaji tentang kemungkinan penggunaan popok untuk kuda.
"Saya sudah bilang sama dinas, sama UPT Malioboro, ini pampers-nya kuda harus diperbaiki. Saya mikirkan bagaimana pampers kuda andong di Malioboro, ini penting ternyata," kata Hasto ditemui di DPRD Kota Yogyakarta, Rabu kemarin.
Baca Juga:Kawasan Malioboro Dikeluhkan Bau Pesing, Begini Respon Pemkot Kota Yogyakarta
Menurut Hasto, kantong kotoran kuda yang ada saat ini belum cukup mumpuni untuk menampung feses dan kencing kuda. Sehingga kerap terciprat atau meluber hingga ke sejumlah ruas jalan.