Prediksi Cuaca DI Yogyakarta Hari Ini, Hujan Masih Terjadi Imbas Kemarau Basah

Masyarakat di DIY diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan ringan hingga sedang, terutama di awal periode prakiraan.

M Nurhadi
Jum'at, 23 Mei 2025 | 08:00 WIB
Prediksi Cuaca DI Yogyakarta Hari Ini, Hujan Masih Terjadi Imbas Kemarau Basah
Ilustrasi [Suara.com/Alfian Winanto]

Meskipun Indonesia secara bertahap telah memasuki musim kemarau sejak akhir April lalu, nyatanya hujan masih kerap mengguyur sejumlah wilayah, terutama pada sore atau malam hari, bahkan hingga penghujung Mei. Fenomena ini bukanlah anomali, melainkan sebuah kondisi yang dikenal sebagai musim kemarau basah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa musim kemarau basah terjadi ketika curah hujan tetap tinggi di musim kemarau. Secara klimatologis, curah hujan selama musim kemarau biasanya kurang dari 50 milimeter per bulan. Namun, saat musim kemarau basah, curah hujan dapat melampaui 100 milimeter per bulan.

Fenomena ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lokal, tetapi juga oleh dinamika atmosfer berskala lebih luas. Aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby Ekuatorial turut berperan signifikan dalam memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan. Pengaruh ini terutama terasa di bagian barat dan tengah Indonesia, menyebabkan hujan tetap turun meskipun seharusnya wilayah tersebut sudah memasuki periode kering.

Menurut perkiraan BMKG, wilayah Indonesia mulai memasuki musim kemarau secara bertahap sejak April hingga Juni. Meskipun demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan di tengah periode yang seharusnya kering ini.

Baca Juga:Pameran Sing Penting Madhang: PFI Jogja Bongkar Filosofi Makan Lebih dari Sekadar Perut Kenyang

Musim kemarau basah membawa implikasi tersendiri. Di satu sisi, curah hujan yang lebih tinggi dapat membantu menjaga ketersediaan air dan mengurangi risiko kekeringan ekstrem di beberapa daerah. Namun, di sisi lain, kondisi ini juga bisa meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang atau tanah longsor, terutama di daerah yang rentan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak