Terkait dengan bahan baku produksi tersebut, Andrey mengaku tidak mengalami kesulitan dalam ketersediaannya. Selain mendapat dari pengepul, di saat bersamaan produksinya didukung oleh gerakan pemuda di lingkungan tempat tinggalnya atau di Dusun Wirosutan yang sudah memiliki program bank sampah.
Jadi dari bank sampah tersebut, ia hanya meminta pengelola bank sampah itu untuk memisahkan antara tutup botol dan sampah plastik lainnya. Di samping itu para pencinta lingkungan dari berbagai daerah pun sudah mencarinya untuk diberikan sampah-sampah plastik yang dibutuhkan.
"Pernah ada pencinta lingkungan dari Bogor yang juga mendonasikan tutup botol dan sampah plastik itu kepada kami. Jadi langsung dikirim dari Bogor dengan biaya mereka sendiri. Memang kami juga menerima donasi dari mana-mana," ungkapnya.
Disampaikan Andrey, produk casing dengan pemanfaatan sampah plastik yang diberi nama Sawo Kecik itu dibanderol dengan harga yang relatif terjangkau. Untuk produk yang terbuat dari sampah plastik kresek dijual dengan harga Rp.40 ribu.
Baca Juga:Jembatan Sesek Tersapu Arus Sungai, Aktivitas Warga Ngentakrejo Terganggu
Sedangkan produk yang dibuat dengan tutup botol dibedakan menjadi dua jenis casing, yakni hard case dan soft case. Untuk hard case seharga Rp. 60 ribu, lalu yang soft case Rp.65 ribu.
Andrey mengungkapkan sejauh ini respon masyarakat cukup bagus terhadap produk buatanya tersebut. Padahal diakuinya, promosi masih belum dilakukan secara masif tapi hingga saat ini sudah lebih dari 50 buah casing yang terjual.
Penjualannya pun tersebar diberbagai daerah mulai dari Kalimantan, Jawa Tengah, Jabodetabek, Jawa Timur, hingga Sumatera. Saat ini terkait penjualan ke luar negeri, kata Andrey, masih belum bisa dilayani akibat kendala satu lain hal.
Pemuda yang memiliki hobi mendaki gunung ini, mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan pengembangan pemanfaatan sampah plastik akan terus dilakukan. Artinya nanti tidak hanya casing handphone saja yang bakal diproduksi tapi juga akan ditambah gelang hingga tas.
"Karena memang sampah plastik masih terus menjadi persoalan pengembangan juga akan terus dilakukan. Rencananya kami akan kembangkan pengolahan sampah plastik menjadi tas, saat ini gelang juga sudah dalam proses pembuatan," terangnya.
Baca Juga:Wujudkan Ketahanan Pangan, BUMDes Guwosari Kembangkan Lahan Pertanian Alami
Andrey berharap, usaha pemanfaatan sampah plastik ini dapat semakin dikenal dan ikuti oleh masyarakat lainnya. Sekaligus tidak lupa juga sebagai sebuah pemberdayaan masyarakat khususnya pemuda di lingkungan sekitar untuk terus peduli dengan lingkungan bahkan bisa mendapat hasil dari sampah plastik yang selama ini menjadi permasalahan.