Djaka Lodang: Jaya pada Era Kode Buntut, Menolak Punah di Zaman Pancaroba

Harapan untuk mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Yogyakarta sempat menjadi tumpuan besar Djaka Lodang agar bisa bertahan di era modern.

Chandra Iswinarno | Husna Rahmayunita
Selasa, 03 Desember 2019 | 07:00 WIB
Djaka Lodang: Jaya pada Era Kode Buntut, Menolak Punah di Zaman Pancaroba
Ilustrasi Abdullah Purwodarsono. [Suara.com/Rendra]

“Mereka antusias dengan cara ini. Karya yang bagus biasanya kami muat sehingga bisa dijadikan bahan ajar atau modal kenaikan pangkat. Mereka pun semacam syiar kepada siswa-siswanya tentang majalah Jawa Djaka Lodang."

Dengan strategi itu, Djaka Lodang tetap dikenal sebagai majalah Jawa yang tidak hanya kekunoan tapi juga bisa bersaing di zaman kekinian.

Usai berbincang di Markas Djaka Lodang, aku kemudian pamit dengan pendiri dan redaksi Djaka Ladang. Saat melangkahkan kaki ke pintu keluar, pandanganku tiba-tiba tertarik menuju seorang wanita dan bocah yang tengah mengobrol dengan petugas administrasi.

Kucoba menunggu mereka di teras, tak lama keduanya keluar sembari membawa tiga majalah Djoko Lodang. Wanita itu bernama Naning, ia sengaja mampir ke kantor untuk membeli Majalah Djaka Lodang yang akan terbit Sabtu (17/8/2019).

Baca Juga:DIY Usul Materi Bahasa Jawa untuk Seleksi CPNS dan Kenaikan Pangkat

“Beli Djaka Lodang karena ayah saya yang veteran kebetulan kemarin diwawancarai. Dapat kabar dari tetangga kalau kakung sudah viral. Jadi keluarga di Jakarta minta dibelikan. Jadi saya ke sini beli lagi sekaligus buat arsip di rumah,” ungkap wanita yang tinggal di Pakem, Sleman itu.

Meski begitu, Naning juga menggemari bacaan Djaka Lodang khususnya rubrik unggulan dalam majalah 50 halaman itu.

“Paling senang ya Jagading Lelembut, menarik itu ceritanya,” katanya.

Harapan Pembaca Setia Djaka Lodang

Enam hari berlalu setelah menyambangi kantor majalah Djaka Lodang, tepatnya pada Selasa (20/8/2019), aku menemui seorang pembaca setia majalah itu.

Baca Juga:Keren, Ada Angkringan di Jepang, Penjualnya Mahir Berbicara Bahasa Jawa

Rumah di Jalan Gambir No. 140 c, Deresan, Yogyakarta seperti yang telah disebutkan menjadi tujuanku kali ini. Mendekati bagian halaman rumah, nampak seorang pria sudah menunggu di depan teras kamar kos yang sengaja disewa sebagai kantor mungil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini