BPPTKG belum bisa memastikan potensi bahaya akan berdampak ke wilayah mana ketika erupsi Merapi terjadi seperti 10 tahun lalu. Pasalnya hingga kini pihaknya belum melihat adanya magma atau material di dalam gunung yang mendekati kubah lava.
Namun mengingat bekas erupsi yang aliran laharnya mengarah ke Kali Gendol, diprediksi material akan jatuh ke lokasi yang sama. Ancamannya juga tak jauh berbeda seperti luncuran awan panas dan runtuhnya kubah lava serta lontaran material akibat erupsi eksplosif.
"Potensi tumpahnya material yang saat ini bisa diprediksi adalah ke Kali Gendol. Namun sekali lagi, ini masih prediksi karena kami belum melihat material (magma) yang mencapai permukaan kawah gunung," terangnya.
Melalui metode Electronics Distance Measurements (EDM) untuk mengukur deformasi pada sebuah Gunung Api, BPPTKG menyebut bahwa erupsi yang terjadi saat ini mengikuti karakter pada erupsi 2006 silam.
Baca Juga:Menginap di Hotel dengan Istri, Pria Asal Sleman Mendadak Tewas
Pada 2006 silam, dari pos pemantauan Kaliurang atau bagian selatan, laju penggembungan yang terjadi sebesar 4 cm tiap harinya dengan laju deformasi di wilayah Babadan atau barat laut sebesar 0,7 cm.
Erupsi Gunung Merapi pada 2006 terbilang tak seberapa dibanding erupsi 2010. Hanik menjelaskan bahwa laju deformasi yang terjadi pada 2010 mencapai 10 cm tiap harinya yang terpantau dari wilayah Kaliurang (sisi selatan).
"Perilaku deformasi saat ini lebih mengikuti perilaku deformasi menjelang erupsi 2006. Sehingga perilaku erupsi nantinya diperkirakan akan mengikuti perilaku erupsi 2006," ujar Hanik.
Dirinya terus mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga batas aman radius 3 kilometer dari puncak Merapi. Hingga kini Merapi masih dalam status waspada, ia melanjutkan masyarakat yang tinggal dan berdekatan dengan potensi bencana ini harus selalu bersiap ketika ada informasi Merapi.
Liputan khas ini ditulis oleh reporter Suarajogja.id, Muhammad Ilham Baktora
Baca Juga:Kecelakaan di Sleman Tewaskan 1 Orang, Polisi Sebut Korban Tak Kantongi SIM